Minggu, 19 September 2010

nikmatnya perawan, produk korea, nikmatnya ngintip, lubang2 tetangga, gadis 12 tahun,,,,,,,,

waktu itu saya masuk sebuah sekolah akademik diploma 1 tahun di Bandung, dan ternyata semua mahasiswi-mahasiswinya di sini lumayan cakep-cakep juga. Setelah 2 minggu lewat saya mulai akrab dengan semua mahasiswa-mahasiwa sekampus, dan terus terang di jurusan saya (Manajemen Informatika), perempuannya hanya sedikit sekali, dan kampus ini juga baru berdiri jadi belum begitu terkenal.

Setelah tiga minggu belajar di kampus ini, ternyata ada mahasiswi baru yang cantik, putih dan bercahaya, pakaiannya juga biasa-biasa saja tetapi semua laki-laki di kelasku, melongok melihat dia. Yaa ampun, cantik benar nih. Jam mata kuliah pertama selesai dan anak-anak laki-laki di kelasku banyak yang kenalan tapi terus terang hanya saya dan temanku berdua bisa dibilang cool, kami hanya keluar dan makan di kantin. Saya benar-benar belum punya nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di kampus waktu itu. Dan dengan si mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat lama sekali. Sebut saja nama panggilannya Ani. Saya yang baru memasuki dunia baru di perkuliahan, dan melihat cewek-cewek di kampus pun begitu menggebu-gebu nafsu birahiku. Tapi saya hanya punya pikiran dan perasaan sama si Ani ini, mungkin banyak cowok lainnya berpikiran dan berperasaan begitu juga, tapi saya tidak PD, dan saya itu bisa dibilang pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, saya ini punya wajah lumayan ganteng. Yaa.. itu sih menurut teman-temanku.

Waktu perkuliahan pun terus berjalan, dan setelah 3 bulan lebih saya mulai akrab dengan Ani ini dan mulai sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja, ataupun hanya menanyakan tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi cuti kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta hukum terkenal di Bandung, tapi saya lupa waktu itu dia semester berapa, yang saya ingat waktu itu saya berumur 19 tahun dan dia berumur 22 tahun. Dan ternyata dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran.

Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu. Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kemaluan saya berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang. Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek ini anak seorang yang kaya raya. Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Ani, Dia pun sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.

Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan Ani memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah saya itu hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain.

Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Ani saya persilakan masuk ke kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, “Ted panas yaah hawa di Bandung sekarang ini.”
“Iya nih!” sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali.
“Ted.. boleh nggak saya buka baju, kamu jangan malu Ted, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh..”
Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.
“Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku?” bantahku.

Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang super tipis dan kelihatan puting susunya. Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya.
“Ayo sekarang kamu mau curhat lagi?” kataku.
“Nggak sih Ted, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus.”
“Ya udah.. abis gimana lagi”, katanya.

Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku. Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan lidahnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun mengeluarkan suara desahan yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus, sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali kupelentir putingnya dan dia pun mendesah kuat, “Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Ted, bagus Ted, eenakk”, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi.

“Apa kamu sering melakukan ini sama pacar kamu?” kataku.
“Iya Ted, tapi nggak sering.. aaksshh..” kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, dan langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya secara perlahan.

Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka CD-nya, yes.. dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral sex. Tetapi saya belum berani untuk menjilat kemaluannya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kemaluannya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku, “Aaakshh.. hsstt oks!” dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil dipegang dan dikocoknya. “Waduuhh.. enak sekalii akkhhss..” aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. “Ted, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Ted, saya sangat suka kamu punya barang”, katanya sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.

Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil, “Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth”, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.

“An, kamu masih perawan nggak?”
“Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs”, katanya. Ternyata dugaanku benar.
“Tapi sama pacar kamu itu?”
“Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja”, kata Ani.
“Tapi Ted, gimana kalau kita ini sekarang..” dia tidak melanjutkan pembicaraannya.

“Okh.. ookh.. okh.. sstt..” dia mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. “Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset”, dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia.
“Ted, ternyata pedih juga, aahh!” katanya.
“Tapi teruskan saja Ted..”.
Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, “Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya”, kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku.

“Ssstt.. sstt..” desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang onani, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga. “Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt”, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Ani ini kedengaran. “Terus Ted, aduhh Ted kok enak sih.. aakss ssttss..” katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. “Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih!” kataku. “Uuhhss sstt jangan dulu dong Ted.. bentar lagi aja”, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. “Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja”, sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan.. “Creett.. cret.. cret.. crret” dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan sekitar lehernya. Selesailah main-main sama Ani, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua.

Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis. Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Ani tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dia tinggal bersama bibinya, dan memang tidak ada perhatian bibinya kepada Ani. Dan kami berdua pulang ke rumah saya dengan membawa makanan ringan, minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di rumahku, kami berdua mengobrol lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua.

sejak saat itulah kami resmi berpacaran, dengan begitu makin sering juga kami melakukan perbuatan “nikmat” seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.

Tamat
-------------------------------------------------------------------------------------
PRODUK KOREA

Namaku Andri, sekarang aku lagi kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Malaysia. Aku akan menceritakan pengalaman tak terlupakanku waktu SMU dulu.

Kejadiannya sekitar 2 tahun lalu, ketika aku masih bersekolah di sebuah sekolah internasional di kuala lumpur Malaysia. Seperti layaknya sebuah sekolah internasional, banyak sekali murid-muridnya yang berasal dari luar negeri. Akan tetapi, mayoritas berasal dari Korea atau yang lebih dikenal sebagai 'negeri ginseng.

Kisahku bermula ketika ada seorang gadis Korea yang baru saja masuk ke sekolahku. Namanya Kim Chi, dia baru duduk di bangku kelas 1 SMP. Tapi biarpun masih kelas 1 SMP, dia sudah memiliki tubuh seperti seorang gadis berusia 17 tahun lebih. Dengan sepasang buah dada yang condong ke depan dan bokong yang begitu montok. Saat itu juga timbullah niat busukku untuk mencumbui tubuhnya yang padat dan berisi itu.

Tapi untuk dapat menikmati tubuhnya itu, aku harus dekat dengan dia. Maka saat itu juga, kuputuskan untuk berkenalan.

"Halo, namaku Andri.. " ucapku sembari menawarkan tanganku. Dia pun menjabat tanganku dan memperkenalkan dirinya. Setelah cukup lama berbincang, akhirnya kita saling menukar nomor handphone. Dan sejak saat itu, aku pun sering SMS-an dan juga teleponan sama dia. Kita pun jadi dekat dan mulai berpacaran.

Minggu-minggu pertama pacaran merupakan minggu-minggu yang membosankan. Ini disebabkan si Kim Chi masih malu-malu kucing. Tiap kali aku ingin menciumnya, dia selalu menghindar. Dan dikalanya tanganku meraba paha ataupun buah dadanya, dia selalu menarik tanganku. Setelah kuselidiki, ternyata Kim Chi berasal dari sebuah sekolah khusus perempuan. Di mana tidak ada yang namanya pria atau lelaki sama sekali. Aku pun heran dan bertanya-tanya pada diriku sendiri, orangtua macam apa yang mau menyekolahkan anak perempuannya ke sekolah yang hanya berisikan perempuan saja.

Menurut teman-temannya, selama 6 tahun dia tidak pernah mengenal yang namanya laki-laki. Ya ampun, pasti dia belum pernah merasakan yang namanya dicium ataupun dipegang-pegang. Sejak mendengar cerita tersebut, aku pun memberanikan diri. Aku berkata padanya,

"Kalau dicium itu enak rasanya, apalagi kalau buah dada dan paha kamu diraba-raba.. "

Pada mulanya ia menolak dan enggan bibirnya kucumbui dan tubuhnya kupegang-pegang. Tetapi akhirnya, setelah kubujuk beberapa kali, Kim Chi pun mau dan ingin mencoba nikmatnya dicumbu dan diraba-raba. Maka mulai saat itu juga, setiap kali aku dan dia jalan, pasti ada adegan cium-ciuman dan pegang-pegangan. Aku dan Kim Chi sangat sering jalan berduaan di KLCC, sebuah shopping mall di Kuala Lumpur. Dan tempat yang paling aku gemari dari situ adalah di bioskopnya dan juga di tamannya. KLCC memiliki sebuah taman yang cukup besar, jadi seandainya tidak bisa melakukan 'hal-hal' tersebut di bioskop, maka taman merupakan tempat kedua paling cocok buat berduaan.

Pertama kalinya aku mendengar Kim Chi mendesah karena nikmat adalah ketika kami di taman KLCC. Saat itu kebetulan lagi sepi dan tidak banyak orang yang datang untuk belanja. Jadi kuputuskan untuk mengajak Kim Chi ke taman dan duduk berduaan di bawah pohon, tujuannya supaya tidak kelihatan orang lain. Setelah cukup lama berbincang, aku pun sudah tidak sabar lagi, maka langsung saja kuciumi lehernya dan menjilati telinganya. Kedua tanganku juga tidak tinggal diam, tangan kiriku meremas buah dadanya dan tangan kananku menelusuri roknya sambil mengelus-elus vaginanya. Ia pun mendesah dengan hebatnya,

"Aaah.. Aaah.. "

Mendengar desahannya itu, aku jadi tambah bernafsu dan langsung saja kuselipkan jari-jariku ke dalam BH-nya dan bermain dengan putingnya.

"Ya ampun.. Lembut sekali putingnya.. Begitu menggemaskan.. " bisikku dalam hati.

Jari-jariku pun kuselipkan ke dalam CD-nya, dan kurasakan betapa halusnya vagina si Kim Chi. Aku merasakan bulu-bulu halus yang baru tumbuh, tidak hanya itu, kurasakan pula cairan yang keluar membasahi vaginanya.

"Aaah.. Aaah.. Andri.. " desahannya semakin menjadi-jadi sembari memelukku dengan erat. Ia begitu lemas dan tidak berdaya, memeluk dan mencium-cium kecil saja yang dapat ia lakukan pada saat itu.

"Gimana rasanya Chi? Enak kan?" tanyaku padanya. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya saja dan tersenyum malu. Kim Chi kelihatan begitu lelah sekali, wajar saja, ini merupakan pengalaman pertamanya. Pertama kalinya vagina dan buah dadanya dimainkan seorang laki-laki. Maka kuputuskan untuk mengantarnya pulang ke rumahnya saja.

"Chi, kamu aku antar pulang ya, kamu kelihatan capek sekali.. "

Kembali ia diam saja tak mengatakan sepatah kata pun, hanya menganggukkan kepalanya saja. Aku jadi merasa bersalah karena telah berbuat demikian pada dirinya, apalagi kita ini baru saja saling mengenal. Tetapi pemikiranku salah, aku salah besar. Ternyata setelah kejadian itu, si Kim Chi jadi lebih bernafsu. Dia berubah menjadi seorang cewek yang nafsuan, yang sangat liar. Setiap kali ada waktu kosong di sekolah, ketika semua murid lagi pada di dalam kelas, atau di kala semua orang lagi makan siang di kantin, pastinya si Kim Chi selalu mengajakku melakukan "hal-hal" tersebut secara diam-diam.

Kamar mandi guru, kelas kosong, ataupun di kamar mandi cewek. Tempat-tempat ini merupakan tempat-tempat yang paling digemari Kim Chi buat melakukan 'hal-hal' tersebut denganku. Pokoknya setelah kejadian di taman KLCC waktu itu, Kim Chi jadi lebih liar dan ganas. Malah ia jadi begitu aktif memainkan penisku. Yang tadinya tidak tahu sama sekali cara memainkan penisku, jadi sangat aggresif memainkannya. Ia sangat menggemari kegiatan meremas-remas penisku. Kim Chi menjadi seorang cewek yang sangat nakal.

Aku pun mulai mengajari dia cara memainkan vaginanya sendiri ataupun bermain dengan putingnya alias masturbasi. Bukan hanya itu, aku juga mengajarinya cara berphone sex. Sepertinya Kim Chi begitu menikmati phone sex soalnya setiap kalinya aku telpon, dia pasti selalu menanyakanku untuk melakukan phone sex. Karena keseringan melakukan phone sex dan juga 'hal-hal' tersebut, maka aku beranggapan kalau sudah waktunya gadis Korea ini merasakan sex yang sungguh-sungguhan. Apalagi sekarang ini, dia sudah menjadi sangat liar dan aggresif, pasti berhubungan sex dengan dia merupakan hal yang tidak cukup sulit.

Aku pun terus berpikir, kapan waktu yang paling bagus buat menghilangkan keperawanan si Kim Chi, dan di mana tempat yang paling sesuai buat melakukan itu semua. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya aku menemukan jawabannya. Aku baru ingat kalau aku pernah tanya sama si Kim Chi, kalau dia sudah pernah atau belum dikasih hadiah ulang tahun sama cowok. Kim Chi pun berkata kalau ia belum pernah dikasih hadiah ulang tahun sama cowok, dan ia ingin sekali mendapatkan hadiah ulang tahun dari cowok. Maka kuputuskan untuk melakukannya pada hari ulang tahunnya, di aparteman temanku yang kebetulan lagi kosong dan kuncinya dititipkan padaku.

Tibalah hari ulang tahun Kim Chi yang ke 13, aku pun mengajaknya makan dan jalan-jalan, seperti biasa di KLCC. Setelah cukup lama keliling KLCC, aku pun bertanya kepada Kim Chi,

"Chi.. Kamu mau nggak ikut aku ke suatu tempat spesial? Di sana aku sudah nyiapin sebuah hadiah yang sangat bagus buat kamu.. Kamu bilang kamu ingin banget dapet hadiah ulang tahun dari cowok.. Biarin aku jadi cowok pertama yang kasih kamu hadiah ulang tahun.. "

Kim Chi kelihatan sangat gembira dan setuju dengan tawaranku. Maka pergilah kami ke aparteman temanku itu. Sesampainya di sana, aku langsung saja membawa Kim Chi ke kamar yang sudah kusiapkan. Setelah masuk ke kamar, aku pun mengunci pintu dan langsung saja menanggalkan semua pakaianku. Aku hanya memakai CD-ku saja.

"Eh Andri.. Kamu ngapain buka-buka pakaian kamu? Memangnya kamu mau ngapain? Terus, hadiah yang kamu janjikan ke aku mana?"

"Hadiahnya ya ini Chi.. Kita bisa buat yang gitu-gitu sampai puas.. Plus, biasanya kan kita cuma pegang-pegangan tapi nggak sampai lihat dalamnya kan? Kamu masa nggak mau liat penisku bentuknya gimana.. Masa nggak mau liat apa yang ada di balik CD putih ini.. "

Dan seperti biasa, ia hanya tersenyum malu sambil menganggukkan kepalanya. Tapi yang membuatku sangat bernafsu ialah ketika ia menjulurkan lidahnya sambil menggigit-gigit bibirnya. Aku langsung menerkamnya dan menariknya ke tempat tidur. Kubuka kancing bajunya satu demi satu dan juga roknya sehingga ia hanya memakai BH dan CD saja. Betapa indahnya pemandangan pada saat itu, apalagi BH dan CD yang dipakai Kim Chi jenis BH dan CD yang transparan atau tembus pandang. Aku bisa melihat puting dan juga vaginanya secara samar-samar. Aku langsung menuju ke buah dadanya yang sangat menggiurkan dan menanggalkan BH yang dipakainya.

"Wah.. Indah sekali buah dadanya.. Begitu putih dan mulus.. Padat berisi sekitar 34-B. " Dengan puting yang sangat imut dan masih berwarna merah jambu. Langsung saja kuciumi dan kujilati buah dadanya yang sangat lezat itu. Aku juga menyempatkan untuk menggigit putingnya yang ternyata begitu kenyal dan nikmat. Ia mendesah dengan hebatnya,

"Aaah.. Ooohh.. ", sambil menarik-narik rambutku.

Setelah puas mengulum buah dadanya, aku pun turun ke perutnya. Kembali kuciumi dan kujilati perutnya itu. Ia menggelinjang karena kegelian dan semakin menarik rambutku. Aku turun dan turun hingga ke vaginanya. Kuarahkan lidahku ke clitorisnya dan memainkannya seenakku. Kim Chi pun kembali mendesah sembari menarik rambutku, namun kali ini desahannya begitu keras,

"Oooh.. Aaah.. Andri.. Oh yeah.. Aaah.. Jangan berhenti.. "

Desahannya tersebut membuatku semakin bernafsu, membuatku mempercepat permainan lidahku pada clitorisnya. Ia pun mendesah lagi dan nampaknya akan segera menyemprot. Dan betul dugaanku, cairan asin menyemprot ke mukaku yang sedang menjilati vaginanya. Kim Chi pun kelihatan lemas sekali setelah kulakukan foreplay pada dirinya.

Namun demikian, aku tidak ingin sampai di situ saja. Aku menyuruhnya untuk mengulum penisku. Ia pun menurut dan langsung menggenggam penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Oh yeah.. Oohh.. Chi.. Oooh.. Nikmat sekali.."

Ia begitu pintar memainkan penisku. Diputar-putar, dijilat-jilat, terus dicelupin ke mulutnya. Bukan hanya itu, ia juga bermain dengan kedua bijiku.

"Pintar sekali ini cewek..", ujarku dalam hati. Ia menyedot dan juga menjilati kedua bijiku dengan variasi yang berbeda.
"Oooh.. Oooh.. Oh yeah.."
Aku pun akhirnya keluar dan menyemprotkan semua spermaku ke dalam mulutnya. Karena baru pertama kali melakukan ini, Kim Chi menelan habis semua spermaku. Ia merasa jijik dan ingin muntah setelah menelan semuanya. Aku hanya bisa tertawa melihat ekspresi wajahnya yang begitu polos dan lugu.

Setelah cukup lama berbaring di atas ranjang, Kim Chi pun menyuruhku mengantarnya pulang, apalagi hari sudah hampir malam dan orangtua Kim Chi pasti mencarinya. Akan tetapi, aku belum mengijinkannya untuk pulang.

"Chi, kamu mau ke mana? Jangan buru-buru.. Aku masih ada satu lagi hadiah ulang tahun buat kamu.."

Ia pun heran dan bertanya-tanya. Aku hanya menyuruhnya menutup matanya saja.

"Inilah kesempatanku untuk merasakan vaginanya dan menghilangkan keperawanannya.. ", bisikku dalam hati.

Dan tanpa basa-basi, aku dengan perlahan memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Kim Chi pun kaget dan membuka matanya, ia mau melepaskan diri dan menghindar. Tapi aku menahannya dan membisikkan arah telinganya,

"Chi.. Kamu jangan takut.. Apa pun yang akan terjadi, aku tetap sayang sama kamu dan akan bertanggung jawab.."

Kim Chi pun hanya dapat menangis kesakitan ketika kumasukkan seluruh batang penisku ke dalam vaginanya. Dan di situ juga, kusaksikan darah mengalir dari liang vaginanya. Aku telah menghilangkan keperawanannya.

Kurasakan dinding-dinding vaginanya yang begitu hangat menjepit penisku. "Oooh.. Aaahh.." Nikmat sekali rasanya. Kim Chi hanya dapat menangis dan menangis, karena keperawanannya telah hilang. Aku pun kembali mengecup keningnya dan berkata,

"Chi.. Aku nggak akan meninggalkan kamu.. Aku akan bertanggung jawab.. Kamu jangan nangis ya.." Ia mengangguk dan menurut saja.

Keesokan harinya aku mengantar Kim Chi ke rumahnya. Setelah itu aku berkata padanya kalau aku enggak akan ninggalin dia. Tapi aku berbohong, aku belum siap untuk semua ini. Aku belum siap menjalin hubungan seperti ini.

Aku pun berbohong kepada Kim Chi dan mengatakan kalau aku akan balik ke Indonesia dan tidak akan kembali lagi. Ia mencoba menelponku dan juga mengSMSku. Tapi aku sudah terlanjur membuang kartu telponku dan menukarnya dengan yang baru. Aku pun pindah ke kota lain, kota yang jauh dari Kuala Lumpur, kota yang jauh dari Kim Chi.

Aku begitu menyesal dengan apa yang telah terjadi. Tidak kusangka nafsu seorang pelajar kelas 3 SMU yang berlebihan, bisa menghancurkan masa depan seorang gadis yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP. 2 tahun telah berlalu, dan aku pun tidak mengetahui kabar terbaru dari Kim Chi. Aku harap dia baik-baik saja.

Kisahku memang kampungan dan terlampau kuno. Tapi aku baru sadar, nafsu yang terlalu berlebihan tidaklah baik. Melakukan hubungan sex dengan gadis Korea memanglah nikmat, dan kuakui itu memang cita-citaku dari dulu. Tapi akibat nafsuku yang berlebihan itu, semuanya menjadi begitu fatal.

E N D
-------------------------------------------------------------------------------------
NIKMATNYA NGINTIP

Saya hidup di negara Amerika baru sekitar 4 tahun. Entah mengapa, ada suatu kebiasaan buruk yang benar-benar sulit sekali untuk saya hilangkan, yakni mengintip. Kebiasaan ini sudah ada sejak saya kelas SMP 1 di Jakarta. Saya senang sekali mengintip rok dan baju cewek. Biasanya saya akan berusaha setengah mati mencari cewek yang cantik dan sip banget. Terus saya dekati dan pura-pura bicara dengan sang cewek cantik dan merangsang, kadang malah belaga bodoh. Saya sangat puas kalau sudah berhasil mengintip di balik seragam sekolah (atau baju-baju lain) ataupun rok cewek, apalagi kalau cewek itu adalah cewek idola satu sekolah. Terutama kalau cewek itu tahu kalau dia diintip, terus mendadak nutup baju atau merapatkan kedua kakinya. Duhh.. nikmatnya kalau sudah berhasil, saya langsung lampiaskan nafsu setan saya dengan onani.

Sampai puas dan tuntas, di rumah ataupun di WC sambil membayangkan sang cewek cantik punya celana dalam maupun BH yang telah saya lihat ini. Mungkin saya ini memang sedikit tidak normal, mungkin juga ini karena saya tidak pernah dapat kesempatan bebas untuk nonton blue film maupun kencan dengan cewek (dari faktor orang tua, rumah yang tak pernah sepi, dan lain-lain). Tapi tak apalah, saya akan tetap menceritakan pengalaman saya ini.

Pengalaman pertama yang akan saya ceritakan adalah tentang mengintip di toko buku. Suatu siang yang bolong, saya menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke toko buku, yang kebetulan dekat dengan rumah tempat tinggal saya (di Amerika). Saya naik ke tingkat dua, dan oohh.. saya melihat ada seorang cewek bule yang menurut perkiraan saya pasti masih SMA (high school) dengan seragam sekolahnya, dan dia ini boleh dibilang cantik aduhai dan alim. Kulitnya putih bersih (tak ada freckles dan jerawat lho), tinggi sedang. Dan wuaah.. apalagi dengan seragam sekolahnya, saya semakin nafsu tidak tahan kalau rasanya hari ini saya belum mengintip apa-apa dari dia. Untuk itu, sambil sudah terangsang membayangkannya, saya coba cari strategi untuk mengintip dia.

Saya akhirnya terus mengikuti dia, sampai akhirnya dia duduk di sebuah kursi, dengan beberapa buku bacaannya (kelihatannya sih buku novel, mungkin tugas sekolahnya, kelas Inggris, soalnya dia kelihatan serius sekali). Dia berbicara sebentar dengan cewek yang kelihatan tua, yang menurut dugaan saya pasti itu ibunya. Saya hanya berharap supaya ibunya itu pergi, supaya saya bisa dengan cepat melancarkan aksi mengintip saya terhadap cewek bule yang aduhai, cantik dan diam, dan mungkin kutu buku ini. Ooohh, tak tahan. Perlahan saya sembunyi di balik salah satu rak buku sambil mulai menggosok-gosok celana saya. Bayangkan, betapa nikmatnya kalau saya akhirnya benar-benar bisa mengintip dia.
Saya terus menggosok sambil mengerang, "Oh.. oh.. ahh.. cantik sekali.. ahh.."

Tiba-tiba muncul kesempatan itu. Ibunya kelihatannya berkata ke cewek ini, tanda dia mau jalan-jalan dulu ke sektor bacaan lain, atau kemana gitu. Aaah.. cuek, yang penting rintangan terbesar sudah lewat. Batang kemaluan saya sudah makin membesar membayangkan semua ini. Sambil terus mengocok, saya lihat dari jauh dimana saya bisa mengintip cewek amboi ini. Tiba-tiba, ahh.. saya melihat adanya suatu peluang besar. Cewek bule ini ternyata duduk di kursi yang di depannya adalah tempat anak-anak kecil (mungkin balita) biasa membaca buku. Jadi di depan kursi dia duduk, ada suatu petak yang lebih tinggi sedikit dari lantai, biasanya untuk para anak-anak kecil.

Jantung saya berdebar kencang sekali. Akhirnya saya maju pelan-pelan. Maju, maju, sambil dipenuhi pikiran yang sudah tidak karuan dengan nafsu mengintip. Akhirnya saya pura-pura mengambil satu buku dari rak buku terdekat, saya lalu lihat ke dia lagi. Aduuhh. semakin cantik saja kalau dilihat dari dekat cewek ini, terutama ketika dia baca, ooh serius sekali. Mana masih highschool lagi, ohh.. tak tahukah dia ada cowok jalang yang sebentar lagi akan mengintipnya.

Jantung saya berdebar semakin kencang, inilah penentuannya, saya jalan ke arah petak (ubin) pendek di depan dia. Saya menoleh kiri dan kanan, tidak ada orang yang akan mencurigai. Maklum, ini toko buku yang sepi. Saya menelan ludah dan tangan sudah tidak saya main-mainkan lagi, tapi saya merasa batang kemaluan saya sudah klimaks tegang sekali.
Akhirnya saya duduk di petak itu, tepat di depan kursi dia duduk. Dan, "Ooohh, ya ampuunn..!" saya benar-benar tegang sekali. Saya ternyata berhasil, sukses sekali. Dan tak sekedar berhasil saja, tapi ini mungkin salah satu pengalaman mengintip terbaik saya. Bayangkan saja, walaupun cewek cantik ini duduk dengan kaki merapat, sehingga rok sekolahnya juga tertutup rapat, dengan jarak kami yang sangat dekat (sedekat pembaca dengan layar monitor komputer lah), dan dengan posisi saya duduk terang-terangan di bawah dan di depan tempat dia duduk, saya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Saya berhasil menerobos pandangan mata haram saya ini menembusi kedua rapat kakinya yang putih mulus, terus makin dalam. Dan yang membuat saya sangat terangsang, saya berhasil melihat celana dalamnya. Bayangkan, dengan jarak yang sangat dekat dengannya, saya seakan-akan seperti diperbolehkan untuk melihat keindahan pahanya yang putih dan mulus, juga celana dalamnya. Oooh.., dia ternyata tidak sadar, karena dia tetap serius membaca bukunya. Saya pun pura-pura buka dan baca buku yang saya sudah ambil, tapi untuk sedetik di buku, saya bisa habiskan semenit melihat pemandangan nan indah itu.

Saya mendesah pelan, "Aaah.. nikmat sekali perasaan ini."
Mungkin para pembaca tak tahu bagaimana perasaan saya saat itu, tapi satu kata yang bisa saya utarakan, "nikmat", merangsang dan yah.., kurang ajar memang.

Sekitar 5 menit setelah itu, dia ternyata mengganti posisi duduknya, dia mulai bergerak sedikit ketika membetulkan posisi duduknya, dengan mata tetap tertuju ke bukunya. Saya memang sudah dari tadi berharap dapat melihat pemandangan yang lebih indah dari dia ini, saya berharap dia bergerak, bergerak sedikit lagi supaya saya kali ini benar-benar bisa melihat tembus dari luar rok, sampai benar-benar ke celana dalamnya. Dan oohh.., setan kurang ajar memenuhi keinginan saya, dia bergerak membetulkan posisi duduknya, dan kali ini posisi duduknya lebih melebar sedikit agak ke kanan.

Saya hanya bisa merasakan batang kemaluan saya sudah berdetak kencang. Saya rasanya ingin sekali onani melihat semua ini. Saya langsung berdiri, lalu pergi ke rak buku terdekat. Kali ini saya benar-benar ingin melihat cewek macam apakah yang sudah saya intip ini, supaya ketika saya onani, saya dapat lebih nafsu. Ternyata, memang cewek bule ini cantik sekali dan alim, masih SMA lagi.

Saya pura-pura ganti buku, dan dengan terangsang berat, saya duduk kembali di petak tempat saya duduk, kali ini lebih ke kanan sedikit. Dan mungkin inilah puncak klimaks saya pembaca sekalian, karena posisi duduknya yang sudah agak mengangkang ini, maka sudutnya semakin melebar, sehingga seakan-akan jelas sekali celana dalamnya yang berwarna putih.
Dan ada sedikit bulu-bulu halus di pinggiran celana dalamnya. Pembaca harus tahu, dalam sejarah mengintip saya, sepertinya baru kali ini saya bisa melihat jelas celana dalam dan sedikit bulu-bulu halus kemaluan seorang cewek yang cantik dan pendiam dan alim dan mempesona ini. Saya mencoba menutupi kemaluan saya dengan buku bacaan saya.

Saya mulai berpikir, "Aaah.. oh.. cantik sekali perempuan ini. Terlambat, saya akan memuaskan nafsu saya nanti dengan onani sepuas-puasnya sambil membayangkan paha dan celana dalam dan sedikit bulu-bulu kemaluanmu, aahh.."
Apalagi setelah saya kembali melihat tepi-tepi rok sekolahnya, dan saya kemudian berpikir, "Biasanya saya ngintip hanya sejauh paha perempuan, tapi kali ini saya sampe berhasil menelusuri hampir bagian terdalamnya. Sampai keliatan jelas celana dalam cewek ini sekitar 10 menit, dan juga sedikit bulu-bulu kemaluannya di samping celana dalamnya. Ohh.. nikmatnyaa..!"

Setelah sekitar 2 menit kemudian, datanglah ibunya sambil menanyakan bacaannya. Lalu akhirnya sang cewek cantik ini sekali lagi bergerak untuk terakhir kalinya sebelum berdiri, hingga rok sekolahnya agak tersibak, memperlihatkan keindahan pahanya yang putih mulus dan celana dalamnya yang putih untuk terakhir kalinya. Akhirnya dia berdiri dan jalan bersama ibunya. Saya juga ikut berdiri, dalam hati berpikir, mungkin ada kesempatan lebih lagi untuk mengintip cewek ini lebih jauh, namun cewek ini ternyata sudah naik eskalator sambil tersenyum manis ke ibunya dengan buku-buku novel beliannya. Saya sudah tidak tahan lagi, apalagi melihat senyum dari bibirnya yang indah ini.

Kontan saya langsung berjalan cepat ke WC toko buku tersebut, dan mengeluarkan celana dan celana dalam saya.
Langsung, "Sreet.. sreet.. srreet.." saya onani sambil mendesah pelan.
"Oooh.. aah.. cewek cantik.. aah.. aku berhasil melihat.. aah.. sampai ke dalam-dalam.. aah.. engkau cantik sekali.. Dan pahamu.. putih.. aahh.. mulus.. dan celana dalammu.. kelihataan jelas sekali.. dan bulu-bulu kemaluanmuu.. aahh.." saya mencoba membayangkannya.
Sebelum habis perkataanku, keluarlah sudah spermaku bermuncratan dengan nikmat sekali. Benar-benar saya merasakan bahwa misi pengintipan saya terhadap cewek cantik kali ini benar-benar berhasil total.
"Crott.. croott.. aah.." sprema saya memancar keluar terus.

Saya terus berpikir, alangkah beruntungnya saya hari ini diikuti dengan keluarnya isi terakhir sperma saya yang nikmat ini, setelah membayangkan bagian dalam rok sekolah cewek SMA ini. Sulit saya lupakan.

Sejak saat itu, sekitar 1 atau 2 bulan ke depan, saya masih ingat wajahnya yang manis dan cantik, dan juga kejadian yang sangat mendebarkan jantung saya ini. Di rumah saya menyempatkan diri onani terus mengingat kejadian itu.

Demikianlah pengalaman pertama mengintip saya. Kalau pembaca puas, akan saya ceritakan pengalaman-pengalaman mengintip saya yang lain yang tak kalah menariknya. Namun pengalaman yang ini bisa dibilang "one of the best". Sungguh durhaka saya berani mengintip cewek-cewek cantik yang tidak saya kenal. Tapi sungguh sulit sekali menghilangkan dosa mengintip saya yang satu ini, biarpun saya sudah diajarkan oleh agama. Saya tak kuasa menahan godaan ini. Setan memang lihai. Sering saya merasa bersalah sekali setelah saya mengintip dan onani. Saya hanya berharap, kelak suatu saat, saya akan mendapatkan seorang perempuan yang sama seleranya dengan yang saya mau, sehingga saya bisa menghentikan perbuatan cabul ini.

TAMAT
-------------------------------------------------------------------------------------

LUBANG2 TETANGGA

Perkenalkan, namaku Andi. Aku kuliah di sebuah PTN terkenal di kotaku. Aku mempunyai tetangga perempuan yang masih bersekolah di SMU, namanya Vina. Vina adalah gadis keturunan Chinese. Ia mempunyai wajah yang manis, dan mata yang sipit terlihat indah dibalik kacamatnya. Kulitnya putih bersih, dengan bulu-bulu halus menghias lengannya.

Sebenarnya aku sudah lama tertarik sama dia, karena tubuhnya yang menggairahkan sekali. Dia suka mengenakan kaos ketat dengan warna cerah. ketika kami bertemu, aku suka curi pandang lengan atasnya yang putih bersih dan ketiaknya yang gemuk dengan beberapa rambut tipis di tengahnya. Vina bertubuh agak pendek, sekitar 158 cm dan menggairahkan. Yang paling menonjol Vina tubuhnya yaitu payudaranya yang cukup montok ukurannya sekitar 34B dan pantatnya yang padat berisi. Ketika kami mengobrol dijalan aku sering memperhatikan orang-orang yang melewati kami, mereka selalu melirik ke arah payudara Vina dan pantatnya yang semontok pantat Nafa Urbach, berharap bisa meremas-remasnya.

Setiap hari Vina pulang sekitar jam 5 sore, karena ia kut les setelah pulang sekolah. Aku sedang dirumah, Vina main kerumahku setelah ia pulang dari les. Dan setiap kali Vina mengobrol selalu kugoda dan kuajak kekamarku. Namun sutau hari, karena aku dengan alasan ingin memeperlihatkan sesuatu, Vina mau juga. Dan kebetulan rumahku sedang tidak ada orang, karena mereka sedang keluar kota. Dikamarku, kutunjukkan novel terbaru "Harry Potter & The Chamber's of Secret", karangan J. K. Rowling. Vina selalu menanti-nanti terbitnya Novel tersebut.

Kira-kira waktu itu sekitar jam setengah delapan malam. Ketika aku bermain game di computer, Vina sedang asyik membaca buku di lantai dan membelakangiku. Ketika aku menengok kebelakang, terlihatlah pantatnya yang terbalut celana panjang. Menantang kejantananku untuk disarangkan ke dalam bongkahan pantatnya yang montok itu. Gadis itu tidak sadar kalau pantatnya sedang ku perhatikan. Rupanya memang tidak sadar kalau sedang kuperhatikan.

Baru beberapa menit kemudian Vina membalikkan badannya, aku segera mengalihkan pandanganku ke computer. Vina lalu melihat sebentar game yang sedang kumainkan, lalu ia kembali membaca lagi di lantai tepat disamping bawah kursiku. Ketika kulihat ia kembali, sungguh pemandangan yang sangat membuat keringat dinginku keluar. Kulihat payudaranya yang terbungkus bra di balik kaosnya yang rada longgar karena ukurannya yang cukup besar. Terlihat jelas sekali dari atas, bagian atas kulit payuara Vina yang putih sekali, lebih putih dari kulit lengan dan wajahnya yang sudah sangat putih. Suasana memang sepi disekitar rumahku, namun bagi penduduk sekitar cukup aman untuk dihuni.

Ketika nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Kurangkul tubuh Vina, dan kubekap mulutnya.
"Eegghh, mmpphh.. mmphh", Vina berusaha berteriak.
Kulumat bibirnya agar ia tidak bersuara. Sambil tanganku mengambil tali pramuka di dekatku. Lalu kuikat kedua lengannya ke belakang. Beberapa menit kemudian, rontaan Vina mulai melemah.
"Ndi. apa yang kamu lakukan".
Vina berteriak begitu mulutnya berhasil lepas dari mulutku.

Dengan cepat, kulumat lagi mulut Vina. Kuhisap-hisap mulut dan lidahnya. kujelajahi rongga mulutnya dengan lidahku. Air liur Vina yang kuhisap, meluber keluar membasahi pipi dan sekitar bibirnya yang mungil merah merekah. Kuteguk nikmat air liur cewek Chinese itu. Belum sempat ia bersuara ketika kulepas bibirku di bibirnya, ku masukkan batang kontolku ke dalam mulutnya. Sambil kujambak rambutnya dan kumaju-mundurkan kepalanya.

"Ouuhh, mm.", aku melenguh keenakan, di penisku.
Aku merasakan penisku basah, dan dingin di dalam mulut Vina. lalu kubopong gadis itu ke atas tempat tidurku. Setelah mengunci pintu. Aku kembali ke tempat tidurku yang cukup besar. Kutelepon Irfan, temanku untuk membantu menyetubuhi si Vina. Tak lama kemudian, temanku Irfan. Mereka senang sekali kuajak.

Setelah kuikat kedua lengan vina ke masing-masing sudut ranjang, sedangkan kedua kakinya dipegangi kedua Irfan. Kulepaskan satu persatu pakaian Vina, hingga akhirnya Vina hanya memakai Celana Dalam putih dan BH kremnya. Payudaranya menyembul di bagian atas BH-nya. Kulit payudara Vina putih sekali, kontras dengan warna BH-nya. Melihat keadaan tubuh gadis itu, nafsuku menjadi naik. Kontolku menegang, tapi aku masih bisa menahan diri. Tapi tanganku mulai meraba-raba seluruh bagian tubuh gadis itu. Pahanya yang putih mulus sekali, terasa lembut sat ku elus-elus, dan empuk saat kuremas-remas sambil kujilati hingga pahanya basah oleh air liurku.

Setelah melakukan semua itu, Aku melepaskan semua pakaianku hingga telanjang bulat dengan kondisi kontolku yang udah tegang. Tanpa membuang waktu kudekati Vina yang masih memohon agar dilepaskan. Vina berusaha memberontak Tapi dengan cepat kedekap tubuh gadis itu, dekapanku cukup kuat, Vina hanya bisa terisak-isak menangis. Gadis itu seakan tak berdaya ketika Aku mulai meremas-remas payudaranya yang lumayan besar dan kenyal itu dengan masih dibungkus BH-nya. Sambil menikmati musik house, Lama kelamaan aku menjadi tambah bernafsu, dengan kasar kutarik BH gadis itu dan kulemparkan. Di depan mataku terpampang payudara gadis itu yang putih dengan puting mungil merah muda yang indah sekali Aku meremas-remas payudara gadis Chinese itu dengan sekuat tenaga.

"Aakkhh, saakkii..iitt. Ndi, sakkii. it, ampuu..unn. Ndii", Vina meraung-raung kesakitan.
Dadanya menempel erat kedadaku dan akupun merasa ada daging kenyal yang hangat. Aku terus melumat bibirnya, sementara tangan kananku dengan leluasa mengelus-ngelus pahanya yang mulus dan pantatnya yang kenyal. Tangan kiriku meremas-remas payudara kirinya. Kudengar lenguhan-lenguhan kenikmatan dari Vina. Aku lepaskan mulutku dan kuciumi lehernya hingga ke payudaranya, kusedot susunya yang kiri sementara tangan kananku meremas-remas yang kanan. Kutindihi tubuhnya sambil menyedot-nyedot susunya secara bergantian. Saya jilati kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya yang merah itu.
"Uufh, sakii..iit, oufhh, ohh, oohh saki..iit, ohh".
Vina merintih sambil menangis sesenggukan. Sementara itu aku terusin permainan lidah aku ke arah perutnya yang rata itu, aku berhenti di bagian pusar dan konsentrasi di bagian itu sambil ngeremes bokongnya yang padat, kedua tanganku selipin ke bokongnya dan pelan-pelan aku lucuti celana dalamnya ke bawah.

Tampaklah sebuah pemandangan yang luar biasa indahnya. CD nya dan kurasakan rambut hitam yang masih jarang mengelilingi vaginanya. kuraih klitorisnya dan ku gosok-gosok dengan jari tengahku.
"Oohh, jangaann, sudaahh oufhh, jaa, ngaa, an, oohh".
Dia merintih merasakan nikmat yang dalam karena klitorisnya kugosok sementara lidahku tetap bermain menyedot-nyedot payudaranya yang besar bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arahku. Kupegangi bagian bawah payudara Vina, mulutku menciumi dan mengisap-isap kedua puting susu Vina secara bergantian. Buah dada Vina yang sebelah kanan menjadi sasaran mulutku. Buah dada Vina yang gemuk itu hampir masuk semuanya ke dalam mulutku dan mulai kusedot-sedot dengan lahap.

"Aakkhh, ouughh, sakkii..iitt,". tiba-tiba Vina berteriak keras sekali karena sebagian besar payudaranya yang masuk kedalam mulutku, aku kunyah-kunyah susu kanannya seperti mengunyah daging.
Aku merasakan ada kulit payudara Vina yang sobek, sehingga darah susunya keluar. Dan kutelan sebagian darah susu Vina yang keluar. Lidahku kumainkan pada puting susu Vina yang bereaksi menjadi keras sekali. Terasa sesak napas Vina menerima perlakuanku pada kedua buah dadanya. Badan Vina terasa makin lemas dan dari mulutnya terus mengeluarkan erangan,

"Ssshh, sshh, aahh, aahh, sshh, sshh, jangaann, suudaahh.. aku mohoonn".
Vina terus mengerang. mulutku terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan menjilat-jilat kedua puting buah dada Vina secara bergantian selama kurang lebih lima belas menit. Tubuh Vina benar-benar telah lemas menerima perlakuanku ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua buah dada dan putingnya telah benar-benar mengeras. Aku mulai maraba bulu-bulu halus yang tumbuh lebat di vagina Vina. Ia mulai merintih lagi menahan rangsangan pada vaginanya.

Irfan tidak tahan dengan pemandangan indah itu. Ia lalu memegang kepala Vina, kemudian melumat bibirnya yang tipis dengan bulu-bulu halus di antara bibir dan hidungnya. Mulut irfan mulai menjilati leher Vina, lalu turun ke dadanya. Terasa oleh Vina mulut Irfan menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Vina menjerit ketika Irfan mengigit puting susunya sambil menariknya dengan giginya.
"Diem, Jangan berisik", Irfan menampar pipi kiri Vina dengan keras, hingga berkunang-kunang.
Vina hanya bisa menangis sesenggukan.
"Gue bilang diem. dasar", sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Vina, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Vina.

Lalu Irfan melepas celana jeansnya dan kemudian Cdnya. Irfan menduduki kedua susu Vina. Lalu ia mencoba membuka mulut Vina, dan mengarahkan kontolnya dan menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibir Vina. Lalu ia menampar-nampar kedua pipi Vina sampai memerah. Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Vina, kepala penis Irfan telah terjepit di antara kedua bibir mungil Vina, Akhirnya Mulut Vina terbuka, dengan memaksa, Irfan menarik kepalaVina akhirnya penisnya masuk juga kedalam mulut Vina. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulut Vina yang kecil, itupun sudah terasa penuh benar.

Vina hampir sesak nafas dibuatnya. Vina dipaksa menjilat dan menyedoti penis Irfan, jika menolak Irfan akan terus menampar pipi Vina. Karena tidak tahan Vina mulai menjilati penis Irfan.
Dia langsung mendesah pelan"Aakkhh, aakkhh.", sambil ikut membantu Vina memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya.
"Aakk, akk, nikmat sayyaangg".
Kelihatan Vina bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutnya.

Tak lama kemudian penis Irfan menyemburkan spermanya banyak sekali di dalam mulut Vina.
"Ooohh, oouuh", Irfan melenguh panjang, merasakan nikmat berejakulasi di mulut gadis Chinese yang cantik dan putih ini.
Vina terpaksa menenggak seluruh sperma Irfan, sedangkan sisanya meluber keluar membasahi bibir dan dagunya. Vina semakin mendesah-desah karena kemaluannya kujilati dengan buasnya. Apalagi tanganku saat itu tidak lepas meremas-remas payudara gadis itu.

Kubuka lebar pahanya kudekatkan ujung kontolku ke arah selangkangan gadis itu yang masih menggunakan celana dalam. Kugesek-gesekkan kontolku di sekitar liang memek gadis itu. Vina merasakan adanya sesuatu yang meraba-raba kemaluannya. Tiba-tiba Vina teriak keras sekali. Tapi dengan cepat kedekap tubuh gadis itu. Batang kemaluanku yang besar dan panjang ini aku coba kumasukkan dengan paksa ke liang kemaluan Vina yang masih sangat sempit, Ketika penisku merobek keperawanannya, ia berteriak kesakitan sambil mengangis, dan aku merasakan penisku telah dibasahi oleh darah segar keperawanannya, tapi aku tidak ambil peduli. Dari wajah Vina terlihat dia menahan sakit yang amat sangat.

Sementara itu si Irfan dengan ganasnya beradu lidah dengan Vina sambil tangannya turut bekerja meremas dan memilin-milin puting susunya yang masih kecil. Aku masih asyik memaju-mundurkan pantatku dengan cepat. Aku mengebor memeknya dengan kecepatan tinggi sambil kedua tanganku meremas pahanya yang putih mulus dan pantatnya yang sekal, Tangisan Vina semakin keras meraung-raung. Akhirnya tubuh Vina mengejang sampai bergetar. Air mani Vina mengalir melalui rongga vaginanya mengguyur penisku yang tertanam di dalam vaginanya. Sedangkan aku masih menjilati payudaranya, dia mengalami orgasme hebat beberapa saat sampai akhirnya melemas tangisannya samar-samar menghilang.

Lalu kubalik tubuhku, sehingga posisi tubuh Vina sekarang berada diatasku. Dengan posisi berbaring, kupeluk punggung Vina sambil menaik-turunkan pantatnya sehingga aku merasa semakin nikmat karena pijitan vaginanya. Aku semakin mempercepat gerakan sehingga membuat adegan yang kami lakukan semakin panas karena Vina terus meronta sambil mendesah. Aku terus memompa liang peranakannya dari bawah, sambil kedua tanganku mencengkram dan meremas dengan kasar kedua buah bongkahan pantat Vina yang padat sekali. Tangan Irfan masih memainkan puting susu Vina sambil sesekali menarik-narik payudaranya yang kenyal itu.

Setengah jam terus berlalu dan aku mulai merasakan seolah-olah akan ada ledakan dalam diriku dan Vina. Aku mengetahui bahwa dia akan klimaks lagi karena Vina semakin kuat mendesah, kupercepat menggenjot tubuhnya. Aku semakin tidak tahan dan kusemprotkan cairan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya dan di saat yang bersamaan pula, Vina berteriak dengan disertai getaran hebat sambil seluruh tubuhnya mengejang. Penisku terasa seperti sedang di"pipis"in olehnya karena ada cairan yang mulai membasahi penisku. Vina mengalami orgasmenya yang kedua. Setelah 46 menit kami bersama-sama melepaskan nafsu

Lalu Irfan mendekati tubuh Vina, ia menarik pinggul Vina.
"Ampun. sudaahh, jangan terusin, biarkan saya pulang" rengek Vina sambil minta belas kasihan.
"Heh.. diam kamu" hardik Irfan.
"Ayo nungging, aku mau liat memek dan pantat seksi kamu dari belakang".
Irfan mengangkat pinggul Vina sehingga posisi Vina sekarang nungging.
"Hahaha. begitu manis. Waw.. bagus sekali pantat kamu", sambil Irfan mendekatkan mulutnya ke memek Vina.
Dengan jari Irfan menusuk memek Vina yang menggelinjang menahan sesuatu.

Dan Irfan dengan buasnya, menjilatin anus Vina yang berwarna kemerah-merahan. sambil sesekali ujung lidah Irfan dimasukin ke lubang anus cewek chinese itu dan menjilatinya. Tanpa disadari oleh Vina. apa yang akan dilakukan Irfan selanjutnya.
Sekonyong-konyong Vina menjerit"Aauu. aauu. aakhh".
Rupanya penis Irfan telah menembus lubang memek Vina yang sudah basah dipenuhi lendir kenikmatan dan spermaku. Dengan buasnya Irfan menggenjot terus memek Vina dari belakang (doggy style) Vina hanya bisa merasakan sakit di liang kemaluannya karena di sodok2 dengan penis Irfan yang besar dan panjang. Sambil kepala dan payudaranya terayun-ayun karena sodokan penis Irfan, Vina memohon ampun.

"Ampun, sakit sekali, aauu. sudah pak, sakit.. sakiitt".
Vina terus memohon sambil berlinang air mata, mendapat perlakukan kasar dari Irfan. Makin lama Irfan makin keras mendorong-dorong memek Vina, dengan desisan panjang.
"Sstt. sstt. aahh".
Irfan menahan nikmat luar biasa.
"Nich. aku mau keluar. ayo cepet goyangin pantat kamu.. plak.. plak.." sesekali Irfan menampar pantat indah milik Vina, sehingga pantat Vina mulai memerah.
"Aahh. sakiitt, huuhh. aach".
Sambil mendorongkan penisnya, sekali hentak keluar sperma Irfan memenuhi liang vagina Vina.
"Aachh.. ccroott, crrott, gue, semprot. lobang, loe.. bangsatt".
Irfan mengumpat. lalu Irfan menarik penisnya. darah bercampur air mani Irfan dan Vina keluar mengalir membasahi paha Vina yang masih tegak. Lalu Irfan berbaring di samping tubuh Vina yang setengah tidak sadar.

setelah istirahat sejenak nafsu kami mulai naik kembali.
"Fan coba kita main berdua"
Irfan mengambil posisi tidur sedangkan Vina didudukan diatas tubuhnya, sambil penis Irfan diarahkan ke lubang Vagina Vina. Vina dengan mimik muka memohon ampun, Irfan makin tambah beringas. Akhirnya sekali dorongan tembuslah memek Vina yang selama ini dia rawat, sekarang di koyak-koyak oleh Irfan kembali. 2 orang yang sangat kehausan sex.
"Aduuhh.. sakkiitt. sudahh. kumohoonn" Vina menjerit kesakitan.
Namun Irfan tidak mempedulikan rintihan dari mulut Vina, dia makin kasar menyodok-nyodokan penisnya sementara itu aku telah berdiri di atas mereka berdua, dan mendorongkan tubuh Vina untuk amBLi posisi membungkuk, dan dengan kasar jariku mulai meraba-raba pantat Vina yang montok putih mulus sambil mempermainkan jari tengahku untuk mengobel lubang anus Vina.

"Waw.. Rupanya anusnya masih perawan nih. lobangnya kecil banget" seruku sambil mengarahkan batang penisku ke anus Vina.
Setelah mengolesi handbody pada batang penisku agar tidak lecet, aku berusaha memasukan penisku ke lubang anus Vina.
"Vin pantat loe gue sodomi ya? pantat loe montok banget sih. Pasti jepitannya kenceng nih", Aku berteriak kepadanya sambil meremas pantatnya yang putih sekali.
"Jangan. jangan. ampun. jangan disitu. Ndii. sakiitt. periihh" jerit dan ratapan Vina dengan nada memelas.
Tapi aku tidak mempedulikan rintihan Vina, makin keras aku memasukan batang kemaluan aku. Untuk beberapa saat memang sulit bagi penisku untuk berhasil masuk, karena memang lubangnya sangat sempit.

Namun aku penasaran untuk segera melesakkan batang kemaluanku ke dalam duburnya. Dan akhirnya setelah berusaha membuka pantat Vina, tembuslah lubang anus Vina disodok batang kemaluanku. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya. Setelah itu pantat Vinapun kusodok-sodok dengan keras, kedua tanganku meraih payudara Vina serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya aku menyodomi Vina, waktu yang lama bagi Vina yang semakin tersiksa itu. Lubang dubur Vina terus menerus mengeluarkan darah melalui sela-sela penisku yang tertanam dipantatnya.

"Eegghh, aakkhh, oohh", dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok-sodok dari atas dan bawah, Vina merintih-rintih.
Sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tanganku. Sedangkan Irfan dengan asyiknya menyodok-nyodok memek Vina dari bawah. Lengkaplah sudah dua lobang yang berdekatan telah di tembus oleh dua batang penis aku dan Irfan yang haus sex. Vina hanya bisa meringis menahan sakit yang luar biasa karena selama ini ia tidak pernah menahan rasa sakit seperti itu.

"Ndi, ayo kita sudahi permainan ini bareng, loe sodok dari atas, gue sodok dari bawah dan kita koyak memek dan dubur cewek ini, dan kita penuhi dengan pejuh kita", Irfan menyeru.
Beberapa menit kemudian kami berdua mengerang menahan nikmat yang luar bisa, dan hampir bersamaan kami memuncratkan sperma berbarengan.
"Aachh., keluuarr.. hhmm.. sstt. nikmat sekali"
"Ooohh." Vina mengerang merasakan air mani kami membanjiri liang dubur dan vaginanya.
Setelah berhenti sejenak kami akhirnya terkulai, begitu juga Vina yang terhimpit oleh kedua pria yang telah menggaulinya hanya bisa tergolek lemas sambil menangis sesenggukan meratapi nasibnya yang malang.

Kami sempat mengabadikan persetubuhan kami melalui handycam milik Irfan. dan kami berjanji tidak akan menyebarkannya ke internet, asalkan Vina tutup mulut dan bersedia kami setubuhi. Sampai sekarang aku dan irfan masih sering menyetubuhi tubuh Vina. Kami salurkan hasrat sex kami yang besar ini dengan mengoral mulut Vina, menyodomi pantatnya, dan mengebor memeknya. Hingga sekarang kedua payudara Vina semakin besar, karena terlalu sering kami remas-remas dan kami sedoti. Ukuran branya sekarang 38B, dan puting susunya merah melebar. Setelah persetubuhan, kami selalu meminumkan pil anti Hamil ke Vina. Sampai sekarang Vina tidak merasakan gejala-gejala kehamilan.

TAMAT
-------------------------------------------------------------------------------------
GADIS 12 THN


Lia adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Lia, aku ingin menikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit. Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu. Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tidak terasa, selesailah film panas yang sedang kami tonton. Suara Lia akhirnya memecahkan keheningan.

“Oom, tuh tititnya berdiri lagi.” kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.“Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya?” jawabku santai.“Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih.” Lia sepertinya ingin menanyakan sesuatu.“Pertanyaannya apa?” tanyaku.“Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke… apa tuh, Lia ngga ngerti?” tanya Lia.“Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan?” jawabku menerangkan.“Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama.” Lia membenarkan jawabanku.“Itulah seninya olahraga beginian Lia, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa.” kataku memberi penjelasan ke Lia.“Lia sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?” tanya Lia lagi.

Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.“Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa.” jelasku.Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.“Lia harus tahu, jika Lia melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak.” tambahku.“Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.” Lia yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.“Emang gitu kok. Ee…, mumpung masih siang nich, mama Lia juga masih lama pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana?” aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Lia, pastilah luar biasa.

“Ayolah!” Lia mengiyakan.Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Lia. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Lia merasakan apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun. Lia hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.

Kusuruh Lia untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Lia telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Lia yang baru tumbuh. Baru saja aku berpikiran seperti itu, Lia sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Lia yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku. Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.

Payudara Lia memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Lia coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Lia menyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana dalamnya. Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.

“Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.”Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Lia berbicara.“Oke, sekarang dimulai yaaa…?”Kuberi tanda ke Lia supaya tiduran di sofa. Pertama sekali aku meminta ijin ke Lia untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Lia memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yang penting bagiku, aku merasakan liang perawannya dan menyetubuhinya siang ini.

Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Lia hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.Setelah puas aku menciuminya, “Lia, boleh ngga Oom netek ke Lia?” tanyaku meminta.“Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar seperti punya mama.” kata Lia sedikit protes.“Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan lebih enak.” kilahku meyakinkan Lia.“Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja.” jawab Lia akhirnya memperbolehkan.“Dijamin deh ngga sakit, malahan Lia akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara.” jawabku lagi.

Segera saja kuciumi puting susu Lia yang kiri, Lia merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Lia mulai mengalami penegangan total. Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian. Lia melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.“Oom, kok enak banget nihhh… oohhh… enakkk…” desah Lia keenakan.Lia terus merancau keenakan, aku sangat senang sekali. Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Lia sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.

“Lia, kocok dong tititnya Oom Agus.” aku meminta Lia untuk mengocok batang kemaluanku.Lia mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan. Aku memakluminya, karena Lia masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Lia tersebut, maka kuminta Lia untuk menghentikannya. Selanjutnya, kuminta Lia untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Lia langsung saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Lia yang merekah. Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Lia yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Lia yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubangnya.

Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Lia dengan lembut, Lia kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis. Meram melek kulihat mata Lia menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot klitorisnya. Lia menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.“Oom, enak banget sih, Lia senang sekali, terussinnn…” pinta Lia.Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Lia, dan Lia semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Lia hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.“Oommm… ssshhh… Lia mau pipis nich..”Lia merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.“Tahan dikit Lia… tahan yaaa…” sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.“Udah ngga tahan nich Oommm… aahhh…”Tubuh Lia mengejang, tangan Lia berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya.

Lia ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Lia.“Oohhh… Oom Agus… Lia merasa lemes dan enak sekali… apa sih yang barusan Lia alami, Oom…?” tanya Lia antara sadar dan tidak.“Itulah puncaknya Lia.., Lia telah mencapainya, pingin lagi ngga?” tanyaku.“Iya.. iya.. pingin Oom…” jawabnya langsung.Aku merasakan kalau Lia ingin merasakannya lagi. Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Lia istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Lia untuk meminumnya. Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin Lia dalam keadaan segar bugar.

Tidak berapa lama, Lia kulihat telah kembali fit.“Lia… tadi Lia sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Lia ingin mencapainya lagi kan..?” bujukku.“Iya Oom, mau dong…” Lia mengiyakan sambil manggut-manggut.“Ini nanti bukan puncak Lia saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Lia” kataku lagi menjelaskan.“Final?” Lia mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.“Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Lia, Oom jamin Lia akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi.” akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.“Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Lia kan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu…” Lia sambil menunjuk lubang nikmatnya.“Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.“Iya deh Oom…” Lia secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.

Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Lia yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat sulit untuk memasukkannya. Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Lia merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit karena merasa perih. Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.“Blusss…”Lia menjerit cukup keras, “Ooommm… tititnya sudaaahhh masuk… kkaahhh?”“Udah sayang… tahan ya…” kataku sambil mengelus-ngelus rambut Lia.

Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Lia ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti. Beberapa waktu, Lia pun sepertinya sudah merasakan enak. Setelah cairan mani Lia yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata. Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.

Sambil kuterus berpacu, puting susu Lia kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Lia aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya. Aku merasakan Lia sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Lia. Aku ganti posisi. Jika tadi aku yang di atas dan Lia yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di bawah dan Lia yang di atas. Lia seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang surga Lia.

Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Lia di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku. Aku menegang hebat.“Crruttt… crruttt…”Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Lia, sedangkan Lia sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia. Lia kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Lia langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.

Keesokan harinya, Lia mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.

Tamat
-0-----------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar